Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Apalah apalah

Setelah sesi curhat yang panjang tentang perasaan dan mendengar masukan dari teman dekat. Wah, ternyata aku sebaper itu yaa? Dari awal ekspektasiku sudah tinggi, jadi ketika akhirnya berjalan tidak sesuai ingin, aku kecewa sendiri. Salahku sih, tidak menyisihkan sedikit ruang untuk hal-hal yang di luar kendali. 

Sampai bikin merenung beberapa hari, lah iya iya, kenapa aku harus kecewa? Kan dia datang memang tidak untuk menetap di hati. Kamunya aja yang baper sendiri 😅

Tapi setelah dipikir-pikir kembali, oh iya, mungkin kemarin caraku untuk mengobati luka hati. Lebih baik menjauh dan memutus semua hal yang bersangkutan dengan dia. Kekanakan sih, tapi apa yang salah dengan melindungi diri sendiri? Biar tidak terluka berkali-kali. Ucap orang yang galau karena ekspektasinya sendiri 😀


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

In memories

 Setahun sudah…

puing-puing bangunan itu menjadi cerita. 


Nyala api di malam itu

menari, menerangi kami yang letih. 


Hujan turun membasahi wajah,

seakan ingin meluruhkan sedikit duka. 


Di tengah kerumunan,

di gelapnya malam,

air mata jatuh…

tanda ketidakberdayaan. 


Pagi datang

membawa kepulan asap

dan aroma kehilangan yang menusuk dada—

menandakan bahwa beberapa jam sebelumnya,

kami telah berjuang.


Di gelap malam 00.30 wita, 22 agustus 2024

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ego yang terluka

Bagiku hal yang paling berat dari disakiti yaitu merelakan


Merelakan luka, merelakan ego.
Ketidak berdayaan diri kala ditinggalkan, lagi dan lagi. 

Berjuang bangkit kembali, memupuk cinta akan diri. 

Kau sempurna, di mata yang tepat, kau layak diperjuangkan, oleh ia yang memang ingin berjuang. Kaupun layak dicintai kembali, oleh siapapun yang nanti kan datang.

Waktu berlalu, tapi tak menghapus perasaan mengganjal di hati. Adakalanya perasaan terlukai itu hadir lagi. Menggrogoti perasaan-perasaan yang sudah kian lama dipupuk kembali.
Ah ternyata sampai saat inipun aku belum merelakan, apakah karena egoku yang terlukai?

Katanya tugas wanita membuka pintu,  ingin menetap atau pergi menjadi urusan mereka. Tapi kenapa rasanya tidak adil sekali. Haruskah berkali-kali aku terlukai? Terluka oleh harapan sendiri
Berharap untuk kali ini, dia yang datang, memang untuk menepi dan menetap di hati.
Tapi nyatanya lagi-lagi, luka yang ku dapati.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS