Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sepenggal Episode

Kamis, 5 Maret 2015

Rabu malam kemaren kondisi tubuh ini memang sedang tak sehat. Perut ini terasa ngilu dan melilit, tapi tetap ku paksakan diri ini masuk sekolah. saat pelajaran pertama, tal ada yang terjadi, semua baik-baik saja, sakit tadi seakan pergi entah kemana. Tapi, ketika pelajaran kedua, tiba-tiba saja aku berkeringat dingin, kaki dan tanganpun ikut mendingin, mualpun melanda. wajahku terasa seperti dialirin es, dingin! batinku.
Dan aku mulai berfirasat buruk dengan ini. Jangan pingsan ! batinku. Gak lucu kalau kamu digotong dari lantai 3 keFatimiyah. Sekuat tenaga berusaha ku tahan sakit ini.Waktu seakan tak bersahabat denganku, dia terus melangkah pelan seakan menertawakanku yang sedang kesakitan ini.
Akhirnya, pukul 09:30, sdah waktunya untuk pulang. Ku paksakan diri ini bangkit, tertatih-tatih menuruni anak tangga demi anak tangga. seraya tak hentinya berucap dalam hati "jangan jatuh! Jangan jatuh!" Aku kuat sampai Fatimiyah! kalimat ini yang terus terulang, seakan-akan menjadi mantra terkuat untuk menghilangkan sesaat sakit yang ku rasa.
Berat, berat banget rasanya. Tapi akhirnya langkah kaki ini tiba juga dikamar. Kamar yang akan menjadi teman setiaku untuk beberapa tahun yang akan datang. Ku rebahkan diri ini dan mencoba terlelap. Tenang, tenaang sekali tidurku malam ini, seakan hal tadi tak pernah terjadi. Syukur Alhamdulillah, ketika bangun untuk solat malam, diri ini sudah kian membaik. Tapi, usai melaksanakan subuh, lagi, aku merasakan sakit. Tak hentinya kaki ini melangkah dari kamar ke jedding, begitu seterusnya, sampai aku lupa, sdah berapa kali aku melakukan hal ini. Sampai rasaku cairan ditubuh ini telah habis terkuras.
Agenda rutin pagikupun terlewat. Aku hanya mampu terbaring meringkuk beralaskan kasur tipis. Entah kenapa ketika tadi aku sempat terlelap untuk beberapa saat, tiba-tiba saja aku bangun dalam keadaan memikirkan "MATI". kembali bayang-bayang yang tadi hadir ditidurku serasa diputar kembali. Ku lihat diri ini seakan sedang dibayang-bayangi kematian. Ah, entah batinku. Saat ini aku hanya terlalu cemas dan hiperbola.
Tapi wajar sih, ini kali pertama aku merasakan sakit seperti ini, pertama kalinya juga aku sakit yang tak seorangpun perduli. Mba" dikamar terus teriak san-sini, seakan aku tak ada, seakan dikamar ini hanya ada mereka berdua,serasa aku ini kasat mata!
Tuhan, lelah haati dan batin ini, tapi aku tak ingin menangis! Aku kuat dan aku tau itu. selalu ku ucap kalimat ini, agar diri ini kuat. Jika saat ini hanya dengan diberi sakit yang seperti ini aku sudah menangis. Bagaimana kulewati tahun-tahun yang akan datang? Aku harus kuat dan aku memang kuat batinku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar