Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Hujan



        Hari ini mendung, semendung rasa hati :’). Mata ini seperti awan yang rasanya tak mampu lagi menampung cairan bening yg sedang dibawanya saat ini. Akhirnya aku menangis bertemankan hujan .
        Maghrib tiba, katanya waktu diantara maghrib dan isya adalah waktu mustajabnya doa, hujanpun sama. Hari ini jum’at pula. Berarti tangisku malam ini bertemankan tiga waktu mustajabnya doa. Batinku.
        Dari awal sholawat terucap bibir mungil ini, hingga fatihah terakhir, rasanya air mata ini tak urung habis, layak hujan yang tiada hentinya mengguyur bumi_Nya. Aku menangis disudut ruangan itu, terisak memanggil nama mama, aku ingin pulang, aku rindu mama, aku rindu belai lembut tangannya ketika dalam kondisi sakit seperti ini. Akuu ingin pulaang, teriakku dalam hati dengan pilu. Isak ini rasanya semakin menjadi. Aku kenapa? Kenapa jadi makhluk cengeng begini. Ingin ku rutuki diri ini yang enggan menghentikan tangisnya, tapi, semakin aku mencoba menahan, semakin rasanya air mata ini mendesak keluar, seakan dia ingin ikut juga menyaksikan keadaan bumi sang Pencipta.
        Usai, ketika rasa hati ini mulai membaik, kondisi tubuhku kembali memburuk, oh Tuhan, kenapa rasanya berat begini. Aku mengeluh. Jangaan! Jangan mengeluh batinku !!!
        Kembali kekamar, ku cari handphoneku yang entah tadi ku letakkan dimana. Setelah ketemu, ku cari list kontak mama di pencarian, ku tekan dial, bermaksud ingin berkeluh kesah manja dengan beliau. Tapi, sambutan operator yg q dapati, pulsa anda tidak mencukupi katanya -_-, padahal paket komunitasku belum satu bulan. rutukku .. tak urung dengan kesal, kembali ku cari list kontak my Father dipencarian, ah, ketemu. Kembali ku lakukan hal yang sama seperti tadi, tuut tuut tuut, seperti sambutan rutin biasanya ketika nada panggilan berlangsung.. tapi, tut tut tut.. aku kembali kesal, kenapa tak di angkat, orang rumah kemana? Tak mungkin jam segini sudah pada tidur, ucapku. Kembali ku telfon nomor Abah, berharap panggilang yang kali kedua ini akan direspon.
        Akhirnya, suara berat diujung sanapun menyambut kegelisahanku. Assalamu’alaikum. Ujarku. Wa’alaikum salam jawab abah. Ini siapa? “Loh abah ga nyimpan nomorku kah ucapku?”  Oh knp dah kata abah tiba-tiba. Ini nomor ikam yang mana?
 Ah ternyata nomorku tak tersimpan di hape beliau. Kadapapa, handak nelpon haja ujarku, Abah di mana? Knp baru ngangkat telfonnya. "Dirumah. Ucap beliau. Tadi abah sudah tidur."
Ah, batinku. Pasti abah kecapean bangat hari ini.
"Ohh, hehe. Kda tahu td munnya sudah guring. Ujarku. Mama ada kah bah?"  “Ada ai diluar, handak bekisah lawan mama kah?” “Inggih. Ujarku.”
        Terdengar derap langkah kaki diujung telfon sana, terdengar abah lagi bercakap dengan mama kalau aku menelfon dan ingin berbicara dengannya.
Kenapa dah ? kata mama. “kdpapa ma, handak menelfon ja.” Setengah jam  ku habiskan bercerita dengan wanita yang selalu ku kagumi, mengeluh kesahkan kondisi tubuh saat ini. Seperti biasa, mama selalu menjadi orang yang penuh perhatian. Menyuruh ini itu agar aku kembali sehat, agar aku menjaga kondisi tubuh tetap vit. Ah, maa, tahukan pian, anakmu disini handak bujur bulik, tangisku terdiam :’).
        Akhirnya, panggilan terputus. Karena mama lagi sibuk memasak. Setelah telfon ini usai. Aku teringat, jika perut ini belum dilunaskan haknya. Obatpun belum tersentuh. Aargh, aku benci benda itu :’(. Ku paksa suap demi suap. Suapan ke tiga, aku berhenti. Aku tak sanggup ujarku, ketika mba kiki bertanya kenapa berhenti makannya?
        Akhirnya obat itupun kini ada ditanganku. Dengan sangat terpaksa kutelan benda kecil ini. Ku lirik jam dinding di atas sana. Baru setengah delapan. Tapi rintik hujan masih membasahi bumi sang Pencipta ini. Mungkin malam ini, aku harus meliburkan diri. Batinku. Dari pada sakit ini makin parah terkena rintikan hujan dan dingin yang menusuk ketulang belulang itu.
        Dan inilah hal yang kukerjakan saat ini. Membiarkan sang jemari menari di keybord-keybord lepi tersayang. Membiarkan kata demi kata terangkai indah. Membiarkan hati ini memilih sendiri kesenangannya.
        Semoga malam ini tidurku nyenyak dan bermimpi indah. Semoga keadaanku besok sudah membaik. Harapku dalam diam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Unknown mengatakan...

keren om =D

BeeYaa mengatakan...

tingkyu" :D

Posting Komentar