Ada pepatah yang mengatakan"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan" yap dan itu yang pasti pernah dirasakan oleh semua orang dibantaran bumi ini. Bertemu, menjalani hari bersama, lalu berpisah. Kadang meninggalkan kenangan penuh tawa, tak dipungkiri pula, bisa saja berpisah berselimutkan duka kecewa.
Bertemu untuk berpisah dan berpisah untuk menjalani pertemuan-pertemuan lain yang lebih beragam warna. Kadang, ketika perpisahan itu memberi luka, sering terbesit tanya. Mengapa harus bertemu, bersama melewati hari, berdua berbagi tawa. Jika akhirnya pergi meninggalkan luka?
Mengapa peduli saat cerita tercipta, jika akhirnya ketika pergi tak lagi memberi sapa?
Dan mengapa-mengapa yang lainnya, yang sekiranya mampu meminimalisir kecewa yang dirasa!
Aku! Kadang sering berharap, dapat bertemu dengan orang-orang hebat. Tanpa harus harus berpisah dengan orang-orang yang pernah mengisi hari. Naif? Memang. Tapi, percayalah ini hanyalah sebuah harapan yang begitu ingin kubuat jadi nyata. Tapi apa daya, kuasa sama sekali tak ada padaku.
Aku begitu enggan mengalami perisahan. Karena yang ku tau, dia memberiku rasa yang begitu menyakitkan. Tapi aku juga percaya. Pada dasarnya, semua yang ku miliki, ku temui dulu, saat ini dan nanti, pastikan melambaikan salam perpisahan pada akhirnya.
Seringkali ku lalui perpisahan dengan senyum pahit dan deraian air mata. Mengosongkan hati yang dulu begitu penuh terisi. Mengikis tawa yang dulu ceria terbuka. Mungkin yang harus ku harapkan lebih tepanya adalah bisa melalui perpisahan dengan hati lapang dan wajah tersenyum. Lalu? Apa aku harus menyesali pertemuan-pertemuan itu karena perpisahan ini? Mencegah diri untuk agar tidak bertemu dengan pertemuan-pertemuan baru?
Sepertinya iya. Menyesal untuk sebuah pertemuan yang aku tak sanggup perpisahannya ku jadikan indah. Yang tak bisa ku jadikan akhirnya happy ending. Dan mungkin ini harga yang harus ku bayar untuk sebuah bahagia. Berusaha melewati hari dengan versi terbaik, sehingga mampu menghasilkan hal-hal baik yang membawaku pada perkara-perkara baik, dan menjadikanku mampu melewati hari-hari dengan baik ^_^
Bertemu untuk berpisah dan berpisah untuk menjalani pertemuan-pertemuan lain yang lebih beragam warna. Kadang, ketika perpisahan itu memberi luka, sering terbesit tanya. Mengapa harus bertemu, bersama melewati hari, berdua berbagi tawa. Jika akhirnya pergi meninggalkan luka?
Mengapa peduli saat cerita tercipta, jika akhirnya ketika pergi tak lagi memberi sapa?
Dan mengapa-mengapa yang lainnya, yang sekiranya mampu meminimalisir kecewa yang dirasa!
Aku! Kadang sering berharap, dapat bertemu dengan orang-orang hebat. Tanpa harus harus berpisah dengan orang-orang yang pernah mengisi hari. Naif? Memang. Tapi, percayalah ini hanyalah sebuah harapan yang begitu ingin kubuat jadi nyata. Tapi apa daya, kuasa sama sekali tak ada padaku.
Aku begitu enggan mengalami perisahan. Karena yang ku tau, dia memberiku rasa yang begitu menyakitkan. Tapi aku juga percaya. Pada dasarnya, semua yang ku miliki, ku temui dulu, saat ini dan nanti, pastikan melambaikan salam perpisahan pada akhirnya.
Seringkali ku lalui perpisahan dengan senyum pahit dan deraian air mata. Mengosongkan hati yang dulu begitu penuh terisi. Mengikis tawa yang dulu ceria terbuka. Mungkin yang harus ku harapkan lebih tepanya adalah bisa melalui perpisahan dengan hati lapang dan wajah tersenyum. Lalu? Apa aku harus menyesali pertemuan-pertemuan itu karena perpisahan ini? Mencegah diri untuk agar tidak bertemu dengan pertemuan-pertemuan baru?
Sepertinya iya. Menyesal untuk sebuah pertemuan yang aku tak sanggup perpisahannya ku jadikan indah. Yang tak bisa ku jadikan akhirnya happy ending. Dan mungkin ini harga yang harus ku bayar untuk sebuah bahagia. Berusaha melewati hari dengan versi terbaik, sehingga mampu menghasilkan hal-hal baik yang membawaku pada perkara-perkara baik, dan menjadikanku mampu melewati hari-hari dengan baik ^_^
0 komentar:
Posting Komentar